Umur jagung itu baru seminggu ketika aku mas budi dan Jum bergabung dipinggiran sawah -+jam 9 hari sabtu (8 Mei 2010). Nampaknya semalam baru saja hujan. Jalan becek dan licin. Aku harus menahan diri untuk menarik gas motor , karena selip sedikit bisa terpeleset dan bisa masuk kubangan sawah. Sport jantung sedikit, daripada jatuh, blepotan lumpur pasti, aku jalan pelan2 saja dibawah 5 km/jam, yang penting nyampai.
Mas jum sudah dari pagi disana. Rupanya sedang mengumpulkan keong yang mulai berkeliaran disawah bekas dipanen. Lumayan untuk sarapan bebek dirumah,katanya. Cocok...asal mau ada saja jalan untuk menutupi kebutuhan pakan ternaknya.
Sayang aku tidak menyaksikan ramainya orang menugal jagung seminggu yang lalu ditempat ini. Aku bayangkan...dua puluh orang didaulat menyelesaikan gawe pa Hono cs dua hari berturut-turut seluas -+2,5 Ha. Menyemprot penghambat tumbuhan gulma disepanjang galengan. Menarik dan memindahkan tali sepanjang petak sawah untuk meluruskan lubang tugalan, Membuat lubang tanam biji jagung yang jumlahnya pasti melebihi angka ribuan. Makan rame2 sambil istirahat dibawah tenda bodol, dan udara panas tetap tidak bisa dihindari oleh siapapun pada tengah hari disana. Tentu saja aku tidak bisa menyaksikan secara langsung peristiwa ini berhubung mereka memulai menanam pada hari kerja dan akupun tidak dapat meninggalkan ruangan kerjaku untuk merekam momentum ini.
Bersyukur ya Allah sehari selesaii tanam... hujan Engkau turunkan dari langitMu. dan hari ini jagung itu sudah tukul...dua helai daun menyembul dari permukaan tanah...Allahu Akbar....seperti barisan kurcaci daun, ribuan daunnya melambai mengucapkan selamat pagi dunia...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar