Rabu, 26 Januari 2011

" Dan, apabila aku sakit, Dia lah yang menyembuhkan aku."

Abqaraat pernah mengatakan,"Mengurangi bahaya jauh lebih baik daripada memperbanyak manfaat."
Dalam kesempatan lain dia mengatakan,"Jagalah kesehatanmu dengan meninggalkan rasa malas karena capek, dan dengan tidak memenuhi lambung dengan makanan dan air."

Seorang yang bijak mengatakan, " Barang siapa ingin sehat, maka hendaknya ia memperbaiki menu makannya, makan dalam keadaan bersih, minum saat sudah betul-betul haus, mengurangi kebiasaan banyak minum, merebahkan badan setelah makan siang, berjalan-jalan setelah makan malam, tidak tidur hingga membuang hajat terlebih dahulu, jangan mandi setelah makan, dan berhubungan badan sekali dimusim panas lebih baik daripada sepuluh kali dimusim dingin."

Al-Harits mengatakan,"Barang siapa ingin awet muda (maksudnya,bukan tidak pernah mati) ia harus menyegerakan makan siang, menyegerakan makan malam, menipiskan selimut, dan mengurangi hubungan badan dengan istri."

Plato mengatakan,"Ada lima hal yang yang dapat melemahkan tubuh, bahkan bisa-bisa membunuhnya : jatuh miskin, berpisah dengan orang-orang yang dicintai, terlalu banyak minum yang asam, menolak nasehat, dan bersama-sama orang yang bodoh mentertawakan orang-orang yang pandai."

Nasehat Abqaraat :" Setiap yang berlebihan itu bertentangan dengan tabiat jiwa."
Galenos pernah ditanya: "Mengapa anda tidak pernah sakit?"
Dia menjawab, " Sebab saya tidak pernah mencampurkan antara dua makanan yang tidak baik, tidak memasukan makanan kedalam makanan yang lain, dan tidak menyimpan makanan yang akan melukai didalam pencernaan."

Ada empat hal yang membuat badan sakit, yaitu: terlalu banyak bicara, terlalu banyak tidur, terlalu banyak makan, dan terlalu banyak melakukan hubungan badan. Terlalu banyak bicara membuat kemampuan otak menurun, membuatnya lemah dan mempercepat tumbuhnya uban. Terlalu banyak tidur akan membuat wajah menjadi pucat, hati menjadi buta, mata menjadi jelalatan, malas bekerja, cenderung berperilaku kasar,serta penyakit-penyakit lain yang sulit dicari obatnya. Terlalu banyak melakukan hubungan badan akan membuat badan menjadi lemah, membuat kekuatan menurun, menurunkan kebugaran tubuh, membuat otot mengendur, dan menimbulkan dampak membahayakan ke seluruh tubuh. Dampaknya terhadap otak adalah daya ingat menurun karena otak dibuat terlalu letih, dan kemampuannya untuk menurunkan kemampuan tubuh lebih besar dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan lainnya.

Ada empat hal yang merusak tubuh, antara lain: cemas, sedih berkepanjangan, lapar, dan kurang tidur malam.

Ada empat hal yang memberikan kesenangan kedalam hati, yaitu: melihat yang hijau-hijau, melihat air yang mengalir, melihat kekasih, dan melihat buah-buahan.

Kami lihat wajah-wajah itu sepintas membuat jiwa berbinar, 
karena keindahan yan kami lihat.

Empat hal yang bisa membuat pandangan mata menjadi gelap antara lain: berjalan tanpa alas, bersedih dipagi buta dan sore hari menjelang tidur, terlalu sering menangis, dan terlalu banyak membaca tulisan-tulisan yang sangat kecil.

Empat hal yang membuat badan menjadi kuat antara lain: Mengenakan pakaian yang lembut, mandi dengan air hangat, makan makanan yang manis dan berlemak, dan mencium wewangian.

Empat hal yang menghilangkan kesegaran dan keceriaan wajah antara lain: berbohong, tak tahu malu, terlalu banyak bertanya yang tanpa dasar, dan banyak melakukan maksiat.

Empat hal yang membuat wajah semakin segar antara lain: menjaga harga diri, menepati janji, dermawan, dan takwa.

Empat hal yang mendatangkan kemarahan dan kebencian antara lain: takabur, dengki, bohong, dan suka mengadu.

Empat hal yang bisa mendatangkan rezeki antara lain: bangun malam untuk shalat, banyak beristighfar menjelang fajar, membiasakan memberi, dan membiasakan diri berdzikir di sore hari

Kutanyakan pada malam adakah rahasia dalam dadamu,
wahai yang menyembunyikan rahasia dan kabar?
Dia menjawab,ya, takkan kubocorkan rahasia sepanjang hayatku,
Kecuali kepada mereka yang datang menjelang fajar.

Empat hal yang akan mencegah datangnya rezeki antara lain: tidur di pagi hari, jarang shalat, malas, dan suka berkhianat.

Empat hal yang akan membahayakan pemahaman dan kemampuan otak antara lain: ketagihan makanan yang masam dan buah-buahan, tidur terlentang, resah, dan gundah.

Empat hal yang akan menambah daya pemahaman antara lain: hati yang bersih, tidak menjejalkan makanan dan minuman kedalam tubuh secara berlebihan, mengatur menu makanan yang baik dengan menambahkan makanan yang manis dan mengandung lemak, membuang semua endapan makanan yang memberatkan badan. WaAllahu a'lam. ( LT.jbDR.Aidh al-Qarni.)






Dajal

Ojo kagetan ojo nggumunan...yo ikulah isine ndonyo. Sing kon anggep apik okeh, sing kon anggep elek yo oakeh. Nembe ngerti po?. Ya ora si....mung... mung opo?...sing endi?....iku lo sing...sing endi....ngaku ae...tunjukan yang mana yang membuatmu nyureng2 ???....kenapa??? takut??? kan hanya pada Allah kamu mestinya takut?? iya si...bukan masalah takut itu...takut apa?? takut... takut mbok nyalahi dewe...maksud lu?....maksudku nek ra ngerti mbok ya ra sah coment...huft....nanti kalau coment njur dadi debat kusir...ya kalau kamu tuh bisa mbok kasih tahu dengan cara yang baik2....memang harusnya gitu to....ya kalau bisa kasih pencerahan ya kasihlah sebisamu kalau kamu emang merasa tidak berkenan dengan sesuatu yang bikin kamu nyureng2 seperti ada yang mengganjal dimatamu...hiiii...pa ni?? nek ora gak usah didelok...la wis kadung weruh je....lintasan berita silih berganti tiada berhenti...terus??...pakai saringan nomor satu yaitu imtaq.....terus??? ya lakum dinukum waliyadin...udah titik. Mandeg. yo sing apik teruske, sing elek nengke wae....nek iso didandani...koyo tukang servis ae mas....lo iyo...itulah makanya Allah itu adil to...ada dokter yang bisa ngobati orang sakit...ada tukang kayu yang bisa bikin pintu, ada montir yang bisa ndandanin motor bodol, ada tukang dakwah yang pinter ceramah, ada tukang sapu yang bisa bikin sapu..eit!....Artinya info yang kamu terima itu tidak semua lo telen mentah2...yang bagus lagi lu itu mesti banyak2 nyari info yang menguntungkan diri lu keluarga lu dan saudara lu dunia akherat.

Ra sah, lu itu mau nyalahin mereka...di alam demokrasi...beh...demokrasi....democrazy.... bikinan yunani....mba yu nani???...dizaman hak azasi di agung2kn...hak opo waelah...hak hak hak....hik hik hik....huk huk huk....siapa saja boleh mengeluarkan uneg2...jarene gooo freeedom....la kan kita udah merdeka....weh merdeka 17 agustus 45....beh bener2 dah mulai kerasa mubazir...alahhh terusin ajah...buat latihan...sing moco sopo??? genderuwo???...huh kayak udah pernah lihat genderuwo ajah...lebay lu. Mabok lu....hehehehe....sumpe kagak....kagak bohong alias iyew....waaaaa.......

Awalnya cuma mau comen...but...ra sah lah mbok jadi ke ge-eran mengko dadi gede endase....kan lu tau ya ada orang yang memang sengaja pengin cari sensasi, cari ketenaran, cari perhatian biar terkenal termasyhur....wedew...ada orang stres juga kayak lu....padahal eea sudah jadi idola...masih cari sensasi biar lebih mendunia..terus dibicarakan disetiap tempat orang duduk liatin fesbuk ...itu kata lu...kata dia itu apes....apes?? berarti eea sdh biasa..apesnya ketahuan...ampe pa polisi linglung....siapa yang mulai...

...bagi pelaku ..biasa berbuat begitu....La siapa sih yang ga biasa seperti itu.....eh tapi dia belom nikah..kan...itu aturan lu...aturan eea lain...huft...pa an nih? Istighfar.....lu tau pasti ada yang ngetawain lu..mencibir lu...jadul lu...kayak lu nggak aja...lu juga sama....hem!....huh serem..untung wa dah terdaftar di catatan sipil n kantor agama....huh kuno lu...istighfar lagi wa.....ampun dah lu tuh.

' Dan, kamu menyangka kepada Allah dengan bermacam-macam prasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan diguncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat ' (QS. Al-Ahzab 10-11)

' Ya, Allah,sesungguhnya aku berlindung kepada-MU dari siksaan kubur, siksa neraka jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah dajal Almasih"...Amin.




buah karya minthul
buah karya codot
peninggalan codot
 ·  · Bagikan · Hapus

    • Mono Suwarno bener pak Tri,
      18 Juni 2010 jam 9:05 · 

Heeeeyyy...ada Tukul...

"Jagunge wes do tukul massss......", ujar pak tani yang baru pulang dari ujung sawah dengan sepeda membawa sekarung rumput potong dan segulung kayu bakar yang baru saja dipenggal dari akarnya, diiringi istri dan anaknya yang mendorong sepeda dari belakang ketika melewati pematang tempat kami berdiri. Hei aku lupa merekamnya, ada sesuatu yang khas dari mereka yang tentu saja tidak bisa ditemui di Mall atau di kantor. Seperti ada yang abadi melihat mereka, sosok kesahajaan ,kerja keras, dan santun terpancar dari raut wajah mereka.


Umur jagung itu baru seminggu ketika aku mas budi dan Jum bergabung dipinggiran sawah -+jam 9 hari sabtu (8 Mei 2010). Nampaknya semalam baru saja hujan. Jalan becek dan licin. Aku harus menahan diri untuk menarik gas motor , karena selip sedikit bisa terpeleset dan bisa masuk kubangan sawah. Sport jantung sedikit, daripada jatuh, blepotan lumpur pasti, aku jalan pelan2 saja dibawah 5 km/jam, yang penting nyampai.
Mas jum sudah dari pagi disana. Rupanya sedang mengumpulkan keong yang mulai berkeliaran disawah bekas dipanen. Lumayan untuk sarapan bebek dirumah,katanya. Cocok...asal mau ada saja jalan untuk menutupi kebutuhan pakan ternaknya. 

Sayang aku tidak menyaksikan ramainya orang menugal jagung seminggu yang lalu ditempat ini. Aku bayangkan...dua puluh orang didaulat menyelesaikan gawe pa Hono cs dua hari berturut-turut seluas -+2,5 Ha. Menyemprot penghambat tumbuhan gulma disepanjang galengan. Menarik dan memindahkan tali sepanjang petak sawah untuk meluruskan lubang tugalan, Membuat lubang tanam biji jagung yang jumlahnya pasti melebihi angka ribuan. Makan rame2 sambil istirahat dibawah tenda bodol, dan udara panas tetap tidak bisa dihindari oleh siapapun pada tengah hari disana. Tentu saja aku tidak bisa menyaksikan secara langsung peristiwa ini berhubung mereka memulai menanam pada hari kerja dan akupun tidak dapat meninggalkan ruangan kerjaku untuk merekam momentum ini.

Bersyukur ya Allah sehari selesaii tanam... hujan Engkau turunkan dari langitMu. dan hari ini jagung itu sudah tukul...dua helai daun menyembul dari permukaan tanah...Allahu Akbar....seperti barisan kurcaci daun, ribuan daunnya melambai mengucapkan selamat pagi dunia...


Melihat aktivitas menjelang usia senja.....

Pagi hari Sabtu, bukan hari kerja alias libur jam 8 pagi, mas Budi mengingatkanku lewat sms. Dy menulis dengan bhs jawa yang diserap dari dialek wong jaseng : "Tri siap2 iki arep ning ladang dino iki arep diluku....". Belum sempat aku membalas, Canon in D-2 menyapaku, saat itu aku sedang melanngsungkan ritual pagi...: B A B (hahahaha)...aku angkat sony ericson warisan mas arif yang sebelumnya disodorkan tangan bojoku lewat pintu KM (kebiasaan kalian gitu jg kan), ternyata mas Budi yang menghubngiku, " Tri dimana? siap2 ya pagi ini kita ke ladang .." seperti mengulang smsnya, sambil ngeden kujawab..: "he ehhhhh....ya aku tunggu ya ...aku adus ndisik".
Jam 8.30 aku sudah siap pergi,aku angkat kotak hitam mau sms nanyain sdh dimana mas Budi...mendadak bojoku masuk kedalam rumah memberitahuku ada temen datang, aku melangkah kedepan ..dan tidak salah dugaanku pasti mas Budi, ia baru saja memarkir bebek plat merah dihalaman depan. Pakai kaca mata bening yang terkesan cuma assesoris tambahan dikepala...tapi aku paham, fungsinya sebagai penghalang debu jalanan masuk kemata karena helemnya sudah tidak tertutup kaca pilem lagi. 

Umur mas Budi sebaya denganku...mungkin lebih muda setahun. Rambutnya sudah kelihatan beruban ,sama sepertiku, cuma kelihatan uban mas Budi lebih menonjol seperti mie bihun..., ubanku terkesan seperti kembang jambu yang jatuh dikepalaku....hahaha ga ada bedanya..pertanda nggak muda lagi. Mas budi mempertahankan kumisnya sampai sekarang dari sejak aku kenal dulu 6 th yl. Sedang aku sudah mulai terbiasa mencukur kumisku seminggu sekali dan membiarkan jenggotku menggantung didaguku sehingga aku disibukan sesekali untuk merapikannya supaya tidak nampak kusut amat...hahahaha...nggak perlu kesalon. Cukup pegang gunting didepan kaca...itu tentang kebiasaanku sebulan sekali. 

Lalu kenapa mas Budi sampai nyamperin aku ngajak ke ladang? tumben?... Sebetulnya rencana ini sudah seminggu yang lalu, tapi batal...waktu itu aku layat dekat rumah mas Sukis di Karang anyar, aku usahakan jam 9 sudah pulang dirumah...tapi karena mampir silaturahim dirumah mas Sukis aku sampai dirumah jam 10. Mas Budi sempat keliling nyari rumahku nggak ketemu...karena lama nggak kerumahku jadi jalannya lupa...dan kita nggak 'seketemuan'..tapi kebetulan rencana keladang memang diundur minggu ini.

Perjalanan terhambat -+ 10 menit karena bojoku sudah membuatkan teh hangat dan kami menghabiskannya...sebelum akhirnya kami berangkat dengan bebek plat merah masing2 langsung ketempat apa yang dikatakan mas Budi sebagai ladang itu. Gambaranku tentang ladang itu tak jauh beda dengan yang ada diotak...sawah...ya sawah..seperti didepan rumahku yang telah selesai dipanen, atau seperti sawah mbah Yit di dusun Sidosari Lampung selatan sana yang sampai saat ini belum kutengok sejak musim panen tahun lalu. Bukan seperti kebon tangkil dekat taman bumi kedaton batu putu tempat mas budi biasa menghabiskan week endnya dikebon durennya kalau lagi musim. 

Ya..lepas 1kilo dari jalan kampung kami melewati jembatan kayu yang melintasi sungai kecil berair keruh, hamparan sawah mulai terbentang didepan mata...bekas dipanen -+ sebulan yang lalu . Tumpukan jerami menggunung kering...ada yang sudah dibakar. Kami menyusuri jalan tanah semakin ketengah meninggalkan kampung sehingga seperti ditengah lautan...sesekali nampak pak tani dengan sapinya membajak sawah, sesekali melihat sapi merumput, dan ada beberapa tenda dengan sekumpulan orang yang masih menyelesaikan panen padi yang tersisa. Sepanjang jalan jarang sekali pohon berdiri..puanas matahari sudah mulai menyengat... 

Disana...seperti ditengah lautan ( emang dah pernah ditengah lautan...yahhh kayak dikapal very merak bakauheni gitu loh ) ditengah ratusan hektar sawah, ada lima orang sudah (menunggu) mulai aktivitasnya menyiapkan traktor untuk membajak sawah. Ini surprise...Pak Hono senior kami yang baru sebulan ini pensiun, dan mas Jum sudah disana sejam yang lalu bersama tiga orang buruh tani.

Aku bergabung ditengah2 mereka setelah memarkir motor dijalan. Mereka menyambut hangat kedatangan kami. Kami berbincang bincang sambil persiapan membajak sawah. Mulailah informasi bermunculan diantara kami sekitar lokasi tempat kami berdiri, Informasi tentang beberapa sudut pandang yang aku pertanyakan, tentunya mereka bertiga yang memang tinggal dikampung tidak jauh dari sawah itu tahu persis nama wilayah yang kami pertanyakan, sehingga aku bisa meraba dimana tepatnya posisi kami berdiri. Aku bisa memastikan, cuma perkiraanku setelah aku baca peta maka posisi mendekati akurat kami berdiri diwilayah seberang Jl.RA Basid atau masih dilingkar RA Basid dengan jalan Ratudibalau Tanjungsenang.

Jam 10, panas mulai menggigit kulit.... Traktor sudah mulai dioperasikan oleh ketiga orang petani secara bergantian. Aku, Mas Budi , mas Jum mengawasi dari sudut sawah pinggiran jalan. Disekitar kami berdiri tidak ada pohon ataupun gubug buat berteduh. Mas Budi mulai kreatif...dicarinya beberapa batang bambu ditengah sawah dekat tumpukan jerami, lalu dipasang diatas gerobag. Tapi idenya kurang diterima oleh petani kita , mereka mengambil alih dengan ditancapkannya batang bambu itu disawah lalu dipasang terpal biru diatan tiang bambu itu. Jadilah tenda penghalang terik matahari, sehingga kami bisa berteduh dibawahnya. 

Mas Jum berdiri dari tenda, kakinya lebih dahulu beranjak kearah tumpukan jerami ditengah sawah. Dia membakarnya sedapat mungkin dengan bantuan angin, tapi kurang berhasil karena tumpukan jerami itu masih ada yang basah.asapnya membumbung kelangit seperti suku pedalaman memberi tanda kedunia luar supaya keberadaan mereka diketahui orang lain. Mas Budi menyusul ketumpukan jerami yang lain yang belum habis dibakar. Tapi usahanyapun kurang maksimal untuk membakar habis jerami yang masih menumpuk dipermukaan sawah yang akan dibajak itu, karena masih lembab. Akhirnya saran ketiga petani itu agar disebar ratakan saja disawah dan dibolak balik oleh traktor dibenamkan kedalam tanah dijadikan pupuk. 

Pa Hono bergerak tidak mau diam, dia kekota mencari tangki penyemprot dan obat pestisida. Sepertinya hari ini pembajakan sawah harus selesai dan penggaruan bisa dimulai tekadnya. Bahkan kalau bisa tanam hari ini?? Bukan main semangatnya bapak kita ini. Kejar setoran kali. Aku dengar gaji pensiuanannya sudah diserahkan ke bank untuk diambil karena mobil Xenia sudah nongkrong dirumahnya. Wuihhh....selama ini kekantor nerimo nganggo motor bebek plat merah. Saiki bar pensiun nekad tuku mobil nganggo gaji pensiunan...weh..tapi maklum bro, parine nang gudang segunung, anak2e wis do kerjo kabeh, wes do podo nduwe omah dewe2....kebon singkonge hektaran...wah sukses bro...yo aku melu bungah...neng ojolali pade karo mesjide neng sebelah omah. Ben subuh ditiliki, ngimami jemaah...ndelok yuswane wis wangun dadi pendito, kapan mangkat haji pade? sadeluk neh...

Hufftt..sebenarnya kenapa si aku diajak kluyuran kesawah sama mas Budi panas2 gini. Jadi begini bro....setengah bulan yang lalu dia ngajak gabung kongsi nanam jagung. Luas sawah ada sekitar 2,5 HA, lokasinya seperti yang aku sampaikan pada laporan pandangan mata diatas. Dapat ditempuh -+ 20 menit dari kampungku. Sementara ini aku tidak dapat mengimformasikan milik siapa sawah itu....
Siapa penggagas awal kegiatan ini? Persisnya aku nggak tau, tapi aku yakin sumbernya adalah seniorku pa Hono. Orang yang baru sebulan yang lalu menerima SK pensiun dari pa Gub. Memang kiprahnya didunia perkongsian pemanfaatan tanah sudah banyak dikenal kawan sekantor maupun dikampungnya. Apalagi semenjak posisinya jadi pns sudah dilengserkan karena umur sudah kadaluarsa to?? Semangatnya untuk bekerja tidak kendor, malah terkesan sekarang ia baru bekerja yang sebenarnya. Lho???....laiya to wong jawa emang cocok jadi petani...kulitnya aja udah coklat gosong...saba neng sawah terus.

Bagiku ini sebuah tantangan sekaligus sebagai bentuk solidaritas sesama orang tua yang sadar akan ekonomi keluarga. Mas budi memang tidak serta merta mengajakku bergabung, tapi ajakan untuk melihat aktivitas pengolahan sawah itu dimulai ketika dikantor ada tamu dari Indobic Bogor yang antara lain memperkenalkan bibit jagung varietas unggul terbaru. Diluar pertemuan itu mas Budi mengemukakan niatnya akan kerja bareng pa Sihono menanam jagung. Tapi tentu saja kita belum bisa menggunakan bibit baru itu, karena di lampung Indobic melaunching pada pertengahan bulan Juni yad. Jadi akan digunakan biibit yang sudah beredar dipasaran antara lain Bisi-2.

Pemahamanku tentang pertanian memang tidaklah secanggih sarjana pertanian. Aku cuma orang awam yang biasa terima jadi. Seperti beras yang selama ini kumakan, sayuran hijau yang selama ini terserak dimeja dapur lalu dimasak oleh istri kita atau makanan yang kita beli diwarung. Dan pertanian itu sekedar menanam merawat dan panen. Bukan seperti yang diajarkan dibangku kuliah, atau dimajalah pertanian. Yang penuh dengan kode2 kimiawi, jenis bibit unggul dan penyakit tanaman, pupuk obat2an dan hitungan2 rasio pengeluaran dan pendapatan dari hasil penanaman. Aku memang pernah baca informasi tentang pertanian, tapi jujur aku nggak paham betul. Bacaan tinggal bacaan. 

Jangankan teori, praktek yang biasa dilakukan oleh petanipun aku tidak paham. Berapa ukuran/jarak tanam yang baik, jangka waktu pemupukan yang baik, dosis pemupukan, penanggulangan hama, dan proses penanamannya hingga umur berapa bisa dipanen. Memang semua ada petunjuk didalam brosur suatu produk. Tapi teori dan pengalaman tetaplah sangat penting untuk dijadikan pertimbangan yang matang untuk memulai sesuatu. Itulah hal yang tidak aku pikirkan masak2. Yang penting gabung aja. Semangat untuk meraih keuntungan dari peluang inilah yang aku rasakan. Tapi juga tidak mau mengambil resiko terlalu tinggi mengalami kegagalan dikemudian hari.....Ya Allah engkau maha berkehendak...semoga niat dan langkah kami mendapat ridhaMu.. (bersambung)














si Tukul merana

Orang yang teguh hatinya dan menjalani kehidupan ini dengan pasti tidak akan bertindak sembrono. Ia akan selalu mengambil sikap melihat dan menimbang sebelum berbuat, agar tidak menyesal dikemudian hari. Jika hasil yang dicapai sesuai dengan keinginannya, maka ia memuji Allah dan berterima kasih kepada Nya karena ia bisa mengeluarkan keputusan yang tepat. Dan jika yang terjadi ternyata tidak seperti yang dikehendaki maka dia akan mengatakan, "Allah telah menakdirkan demikian, dan apa yang Allah kehendaki akan Dia lakukan" dengan hati yang menerima dan tidak bersedih. ( LTjb).

Aku kutip lagi penggalan buku LTjb diatas untuk mengingatkan aku akan kejadian yang tidak direncanakan. Apakah aku telah bertindak sembrono dengan bergabung kongsi berkebun jagung 2,5 ha disawah orang. Aku tidak sepenuhnya mengiyakan pernyataan ini. Tapi yang pasti kami menunggu keajaiban dari Yang Maha Berkehendak. Aku menerima dan tidak bersedih. Apa pasalnya?

Jagung yang kami tanam sekarang berumur dua puluh lima hari, hidupnya merana. Tidak seperti yang kami bayangkan, tidak seperti normalnya jagung seusia 25 hari. Cuaca rupanya kurang bersahabat. Hujan hampir setiap hari mengguyur sawah yang awal tanamnya dalam kondisi kering. Semula kami berbesar hati karena setelah tanam hujan turun, seolah pertanda apa yang kami usahakan ini akan berjalan mulus. Tunaspun tumbuh walaupun tidak bersamaan. Namun rupanya Allah menghendaki malaikat menurunkan hujan lebih dari cukup bahkan berlebihan. Sehingga aku yakin walau tidak menyaksikan setiap hari, dengan curah hujan yang tinggi membuat sawah tergenang air....dan mungkin setiap hari. Bisa dibayangkan tunas yang masih butuh ketenangan tumbuh itu stres terendam air hujan beberapa hari. Dan itu tidak cukup mengatasinya dengan membuat parit dipinggir petakan sawah.

Kalaupun parit diperdalam, apakah itu akan menjawab semua masalah tumbuh kembang situkul yang sekarang merana? Kami menghitung cost yang akan dikeluarkan lagi untuk memperdalam parit. Pasti tidak sedikit, dan itu tidak ekonomis karena kami berpikir itu bukan satu2nya jalan untuk mengatasi permasalah ini. Aku dan mas Budi pagi ini sudah mengelilingi luasan sawah yang sudah tertanam bibit jagung. Tidak ada lahan yang alpa ditanami, bibit semua tumbuh. Tapi tingkat pertumbuhannya sangat memprihatinkan. Kalau aku bandingkan jagung usia 25 hari masih seperti usia seminggu. Merana...merana kondisinya situkul...hik hik hik..Betul memang belum dipupuk. Tapi akan mubazir jika pupuk ditebar sekarang karena akan tersapu air hujan..percuma. Dan kondisi tanah tidak memungkinkan untuk didangir/diparit...becek berlumpur layaknya sawah akan ditanam bibit padi.

Dari luasan 25 ribu meter persegi mungkin hanya sekitar 10% yang terlihat tumbuh normal. Tinggi maksimal saat ini sudah mencapai 40 senti meter. selebihnya masih sepuluh-limabelas cetimeter dari tanah, daun menguning, batang kecil dan kerdil. Dari pengamatan kami faktor utama dari kekerdilan ini adalah curah hujan yang sempat merendam situkul kecil beberapa hari. Tapi setelah diamati tidak sepenuhnya karena hujan, kami mulai curiga dengan bibit yang ditanam. Sebab dalam kondisi yang sama terendam ada tanaman yang hidup normal. Apakah menggunakan bibit yang kadaluarsa? tertarik menggunakan bibit jelek karena selisih harga yang tidak seberapa? Dioplos?

Aku tidak akan mengupas panjang lebar masalah ini. Sementara ini jika curah hujan masih tinggi kami tidak dapat berbuat banyak. Dipupuk kondisi tanah tidak mengijinkan, diparit biaya membengkak, disulam bibit dengan bibit yang bagus takut intensitas hujan tidak berkurang dan tidak ekonomis juga. 
Apakah kami telah melakukan hal yang sembrono? Wa Allahu a'lam. Sementara ini kami menunggu keajaiban dari langit dan berharap hujan seminggu atau sepuluh hari jangan turun dulu, itu permintaan kami ya Allah. Sehingga mungkin kami bisa melakukan langkah yang tepat untuk menyelamatkan situkul yang malang. atau sudah terlambat? Kita tunggu saja seiring berlalunya musim tanam padi gaduhan dipetak sawh disekitar tanaman jagung kongsian kami. Wassalam.














































Terlanjur Basah

Orang yang teguh hatinya dan menjalani kehidupan ini dengan pasti tidak akan bertindak sembrono. Ia akan selalu mengambil sikap melihat dan menimbang sebelum berbuat, agar tidak menyesal dikemudian hari. Jika hasil yang dicapai sesuai dengan keinginannya, maka ia memuji Allah dan berterima kasih kepada Nya karena ia bisa mengeluarkan keputusan yang tepat. Dan jika yang terjadi ternyata tidak seperti yang dikehendaki maka dia akan mengatakan, "Allah telah menakdirkan demikian, dan apa yang Allah kehendaki akan Dia lakukan" dengan hati yang menerima dan tidak bersedih. ( LTjb).

Aku kutip lagi penggalan buku LTjb diatas untuk mengingatkan aku akan kejadian yang tidak direncanakan. Apakah aku telah bertindak sembrono dengan bergabung kongsi berkebun jagung 2,5 ha disawah orang. Aku tidak sepenuhnya mengiyakan pernyataan ini. Tapi yang pasti kami menunggu keajaiban dari Yang Maha Berkehendak. Aku menerima dan tidak bersedih. Apa pasalnya?

Jagung yang kami tanam sekarang berumur dua puluh lima hari, hidupnya merana. Tidak seperti yang kami bayangkan, tidak seperti normalnya jagung seusia 25 hari. Cuaca rupanya kurang bersahabat. Hujan hampir setiap hari mengguyur sawah yang awal tanamnya dalam kondisi kering. Semula kami berbesar hati karena setelah tanam hujan turun, seolah pertanda apa yang kami usahakan ini akan berjalan mulus. Tunaspun tumbuh walaupun tidak bersamaan. Namun rupanya Allah menghendaki malaikat menurunkan hujan lebih dari cukup bahkan berlebihan. Sehingga aku yakin walau tidak menyaksikan setiap hari, dengan curah hujan yang tinggi membuat sawah tergenang air....dan mungkin setiap hari. Bisa dibayangkan tunas yang masih butuh ketenangan tumbuh itu stres terendam air hujan beberapa hari. Dan itu tidak cukup mengatasinya dengan membuat parit dipinggir petakan sawah.

Kalaupun parit diperdalam, apakah itu akan menjawab semua masalah tumbuh kembang situkul yang sekarang merana? Kami menghitung cost yang akan dikeluarkan lagi untuk memperdalam parit. Pasti tidak sedikit, dan itu tidak ekonomis karena kami berpikir itu bukan satu2nya jalan untuk mengatasi permasalah ini. Aku dan mas Budi pagi ini sudah mengelilingi luasan sawah yang sudah tertanam bibit jagung. Tidak ada lahan yang alpa ditanami, bibit semua tumbuh. Tapi tingkat pertumbuhannya sangat memprihatinkan. Kalau aku bandingkan jagung usia 25 hari masih seperti usia seminggu. Merana...merana kondisinya situkul...hik hik hik..Betul memang belum dipupuk. Tapi akan mubazir jika pupuk ditebar sekarang karena akan tersapu air hujan..percuma. Dan kondisi tanah tidak memungkinkan untuk didangir/diparit...becek berlumpur layaknya sawah akan ditanam bibit padi.

Dari luasan 25 ribu meter persegi mungkin hanya sekitar 10% yang terlihat tumbuh normal. Tinggi maksimal saat ini sudah mencapai 40 senti meter. selebihnya masih sepuluh-limabelas cetimeter dari tanah, daun menguning, batang kecil dan kerdil. Dari pengamatan kami faktor utama dari kekerdilan ini adalah curah hujan yang sempat merendam situkul kecil beberapa hari. Tapi setelah diamati tidak sepenuhnya karena hujan, kami mulai curiga dengan bibit yang ditanam. Sebab dalam kondisi yang sama terendam ada tanaman yang hidup normal. Apakah menggunakan bibit yang kadaluarsa? tertarik menggunakan bibit jelek karena selisih harga yang tidak seberapa? Dioplos?

Aku tidak akan mengupas panjang lebar masalah ini. Sementara ini jika curah hujan masih tinggi kami tidak dapat berbuat banyak. Dipupuk kondisi tanah tidak mengijinkan, diparit biaya membengkak, disulam bibit dengan bibit yang bagus takut intensitas hujan tidak berkurang dan tidak ekonomis juga. 
Apakah kami telah melakukan hal yang sembrono? Wa Allahu a'lam. Sementara ini kami menunggu keajaiban dari langit dan berharap hujan seminggu atau sepuluh hari jangan turun dulu, itu permintaan kami ya Allah. Sehingga mungkin kami bisa melakukan langkah yang tepat untuk menyelamatkan situkul yang malang. atau sudah terlambat? Kita tunggu saja seiring berlalunya musim tanam padi gaduhan dipetak sawh disekitar tanaman jagung kongsian kami. Wassalam.

Tarawih malam pertama.

Alhamdulillah, Engkau yang telah mempertemukan aku dengan keagungan Ramadhan tahun ini. Kuawali dengan saling maaf memafkan antara anggota keluarga, dilingkungan kerja dan tetangga, terlebih dalam jemaah majelis taklim masjid dikampung. Malam Rabu yang lalu di masjid kami melakukan shalat jamaah tarawih yang pertama, artinya hari Rabu  mulai puasa. Setelah tarawih, diadakan doa bersama menyambut datangnya bulan Ramadhan dan mendoakan saudara2 yang telah meninggal, lalu saling berjabat tangan bersalawat dan saling maaf memaafkan.  Tak lupa masing2 membawa makanan 1 - 3 bungkus untuk dibagikan pada akhir doa kesemua jamaah yang hadir. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun dan merupakan kesepakatan ta'mir masjid dan tidak ada keharusan apalagi paksaan untuk membawa makanan. Semuanya berjalan damai seperti di masjid2 pada umumnya. Ada juga yang memanfaatkan kesempatan ini mendaulat imam masjid untuk meresmikan/mendoakan bayi yang baru diberi nama. Barangkali itu kiat supaya didoakan orang banyak tanpa mengundang kerumah, murah meriah eeuiii....dan ketika pulang, masing2 jamaah membawa tiga bungkus makanan (berkat). Lho, padahal aku cuma modal satu bungkus..ini bukti bahwa majelis dzikir seperti ini membawa rezeki juga...hehehe....ini bisa juga jadi barometer bahwa kaum muslim ditempatku tidak kekurangan makan, setidaknya malam itu. Bagaimana ditempatmu?

Dalam kurun waktu setahun ini mungkin sudah tiga atau empat tetanggaku yang biasanya bertemu setiap berjamaah tarawih, bulan ini tidak terlihat lagi sosoknya. Mereka sudah dipanggil menghadapMu beberapa waktu yang lalu. Salah seorang diantaranya adalah orang tua tokoh masyarakat dikampung kami, yang tak pernah meninggalkan shalat jamaah lima waktu walau sudah sepuh dan kondisi badannya sakit dan lemah. Ia seperti mencontohkan ketegaran seorang ahli ibadah yang tak menyerah dengan kondisi tubuhnya. Sesekali aku menuntunnya berjalan pulang menuju rumahnya disamping masjid, lalu senyumnya yang tulus dilayangkan setelah sampai didepan pintu rumahnya. Mungkin ia ingin mengucapkan terimakasih...atau berpesan padaku..nak jangan tinggalkan shalat lima waktu. Insya Allah.

Dan seorang lagi tokoh masyarakat dan tokoh agama yang menjadi salah satu imam masjid kami, yang pada akhir hayatnya juga menunjukan semangatnya untuk berusaha shalat wajib lima waktu berjamaah dimasjid walaupun rumahnya cukup jauh dari masjid. Masih teringat malam terakhir beliau berjamaah shalat Isya, beliau masih bercanda dengan sesama imam masjid sesepuh kampung kami. Selesai shalat mereka saling bersalaman dan berulang kali mencium tangan sendiri setelah diusapkan kebadannya. Seperti ada sesuatu yang aneh pada aroma tangannya. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya. PAgi hari ketika kami shalat subuh beliau tidak nampak lagi. Ada kabar malam harinya meninggal dalam perjlanan dibawa kerumah sakit. Innalillahi wainailaihi rojiun. Allah pasti janjinya,...untuk orang2 sepereti mereka adalah kedamaian dalam kuburnya.

Malam ini malam ketiga berjamaah tarawih, kembali aku dipacu untuk menaklukan sisi buruk kemauan hawa nafsuku untuk tidak berjamaah. Bagaimana tidak? lampu mati, anak istriku tidak ada yang beranjak kemasjid, habis shalat maghrib makan terus tergolek diatas kasur...kekenyangan..Masya Allah...tapi aku tetap mengajak walaupun tidak berhasil. Akhirnya aku berangkat sendiri, tetangga kanan kiriku juga tidak (hobi) berjamaah dimasjid. Ya Allah semoga Engkau memberi hidayah kepada mereka. Aku mungkin dipandang sebelah mata oleh mereka, karena barangkali mereka berpendapat urusan akherat itu urusan masing2...memang benar, tapi kita tidak mengubur diri sendiri kalau mati, dan orang lain juga yang akan mengurus jenazah orang mati. Lebih dari itu, sia-sia Ramadhan jika tidak  bermakna dan dimaknai. Sudah bertahun-tahun hal ini berjalan...belum ada perubahan pada diri mereka. semoga malam ini di bulan yang suci  mereka terketuk hatinya untuk beranjak ke Masjid.

Di Masjid banyak orang, lampu terang karena ada generator, tetangga jauh tetangga dekat sesama muslim yang sadar akan siapa dirinya berkumpul disana untuk berjamaah Isya dan tarawih. Ini Kuasa Allah yang mengumpulkan orang2 di Masjid,. Kalau bukan karena pertolongan Mu, tidak mungkin orang2 berkumpul disana, tua muda laki perempuan bersemangat, hingga nampak sendalnya berjejer berbaris dipintu samping kanan kiri dan belakang masjid. Biarlah memang kenyataan jika malam sepuluh yang pertama masjid selalu penuh, sepuluh yang kedua mulai berkurang terutama anak2, sepuluh yang terakhir tinggal yang sepuh2 dan beberapa santri, sementara ibu2 tinggal satu dua, biasanya mereka mulai sibuk mempersiapkan menu dihari raya.  Nanti Lebaran masjid penuh lagi...usai lebaran yang berjamaah satu saf lagi.....jangan berkecil hati jadi bagian yang satu saf. Jangan menyerah... Syetan akan terbahak-bahak jika kita menyerah. Mending ditertawakan Allah karena kita tertatih-tatih memenuhi panggilanNya, bersujud mengulang-ulang doa, meminta-minta....biarlah Allah mentertawakan kita.....Jangan engkau mentertawakan Dia kalau engkau tidak ingin murka Nya. Jika ada yang merasa hidup telalu pendek untuk berbuat kebaikan, maka pada bulan inilah saatnya memperpanjang umur. Bukankah dalam bulan Ramadahan ada satu hari yang nilainya sama dengan seribu bulan alias 83 tahun? Bayangkan jika kita berbuat kebaikan pada hari yang istimewa itu....doa kita dikabulkan, dosa kita diampuni...amalan kita dilipat gandakan 100 000 kali....seandainyapun kita mati setelah Ramadhan, Allah akan ridho...karena kita dalam keadaan suci. Ada yang mau membuktikan? Wallahu 'Alam. 



BUahnya berguguran tak bermakna.

Jalan

oleh Tri Pramono pada 23 Juni 2010 jam 1:09

Ada yang bilang bahwa dijalan tol yang mulus justru rawan kecelakaan, karena sopir bisa memacu kendaraannya dengan kencang tanpa kawatir ada hambatan, tapi karena sopir ngantuk, mabuk, rem blong, ban pecah atau licin akan memicu terjadinya kecelakaan. 

Sebaliknya di jalan yang rusak jarang terjadi kecelakaan karena orang akan lebih ber hati2. Bagaimana mau ngebut, lawong tiap lima ratus sampai 1000 m lubang bertebaran disana sini...ada benernya juga pendapat ini, tapi siapa yang tidak jengkel setiap hari melewati jalan yang rusak untuk pergi kekantor, sekolah, ke pasar atau sekedar jss. kalau jalannya ancur...

Ada juga orang yang hampir mati dan yang mati karena kecelakaan dijalan akibat lobang ditengah jalan. Saat malam gelap disepanjang jalan (lampu jalan belum ada atau memang lagi giliran mati listrik), Kendaraan melaju dengan kencang, hujan turun...airnya menutupi lubang2 ditengah jalan. Kecelakaan tdk dapat dihindari oleh pengendara motor yang malang ini. Jalan yang dikira mulus ternyata berlubang cukup dalam, kendaraan oleng sipengendara terlempar jauh menghantam truk dari arah yang berlawanan....nyawanya tidak tertolong lagi....kata kang Sahib tetanggaku : Amanat poro manungso, tiap dino umur disudo, mati kuwi ra nom ra tuwo, juru pati lirak lirek sabendino, mulo kuwi podo elingo, yen siro iku bakale lungo. Tindakno printahe agomo, ojo lali karo sing limo, ojo mung ngerat dunyo, ben mbesok mlebu suargo, yen nang suargo jo lali HPne digowo ben iso SMS konco2 yo...hahahaha sory mlenceng dikit. Soal hidup dan mati memang sudah kehendak yang diatas. Yang mengalami kejadian seperti diatas ada juga yang masih diberi panjang umur...tapi ada cacat fisik atau paling tidak kendaraannya nggak mulus lagi toh....EGP.

Untuk jalan umum, orang sependapat jika kondisi jalan yang rusak akan sangat mengganggu kenyamanan berkendaraan. Lawong ada juga sebagian orang yang senang memacu kendaraannya dijalan yang berlumpur kok....bahkan menikmatinya senbagai suatu tantangan yang bergengsi. You know apa olah raga itu?...berpacu dalam kubangan...kita maklumi saja, tapi tidak bisa dibiarkan begitu saja jika jalan umum baik provinsi kabupaten maupun kecamatan dan desa kondisinya rusak parah. Setidaknya aku salah satu yang setuju untuk masalah ini menjadi perhatian yang serius bagi seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat mana??? masyrakat antahberantah. Masih ada perhatian terhadap keadaan sarana transportasi darat negeri antah berantah yang tercinta ini? mendinganlah daripada cuek bebek.

Apakah Pemerintah cukup bertanggung jawab menangani kerusakan jalan diwilayahnya masing2? Aku yakin 100% pemerintah konsen akan kondisi jalannya. Segala daya upaya dikerahkan untuk menciptakan masyarakatnya dapat menikmati sarana transportasi darat yang memadai. Pemerintah juga bagian dari pemakai jalan...jadi pasti sangat konsen dengan kondisi jalan diwilayahnya. Tapi apa kenyataannya? apa masalahnya kok banyak jalan rusak kurang mendapat perhatian???? 

Faktor apakah gerangan? Biaya? cuaca yang tidak bersahabat sehinggga menghancurkan sarana yang rentan terhadap kerusakan? SDM?...kemana insinyur kita??? pemborong kita? konsultan pengawas perencana kita?? masih kurangkah ahli yang tau bagaimana membuat jalan yang baik dinegeri ini??/ (hoy)
Apa cukup tukang kebun yang memperbaiki jalan? lihat saja pohon pisang ditanam ditengah jalan.

Minggu kemarin ada ruas jalan yang ditambal sulam. sehari dua tiga hari lumayan lalu lintas lancar, tapi ketika hujan turun seharian kita bersama sama menyaksikan waktu kita berangkat kepasar atau kekantor besok paginya....jalan yang diperbaiki kembali hancur. Sedih? apa malah mencibir melihatnya...?

Biarlah ini tinggal pertanyaan saja. 
Tidak usah ditanyakan lagi kalau dari gang kecil sampai tol , di kota dipedalaman dipantai digunung seantero negeriku mulus kondisi jalannya. Siapa yang tidak membayangkan itu? atau tidak semua orang mempunyai bayangan yang sama seperti yang aku inginkan??

Dinegeriku, orang berlomba2 meninggikan pagar rumahnya yang seperti istana. Tapi kondisi jalan disekitarnya minta ampun jeleknya. Tapi mereka enjoy saja, karena memang salah satu hobinya adalah berpacu dalam kubangan dengan kendaraan mewahnya.... 

Selamat berjuang para kontraktor, insinyur sipil, tukang kuli dan mandor....bantulah kami tukang sayur yang tiap pagi buta mengayuh sepeda kepasar lewat jalan becek dan berlubang. Jangan tanyakan lagi bagaimana para pelancong mau datang kenegeriku ini, bagaimana para pelancong mau bersepeda ontel keluar masuk kampung. Belum lagi sampahnya....huftttt .....katanya mau jadi tuan rumah perhelatan akbar,,,tapi lokasinya masih amburadul.....atau memang dinegeriku ini banyak pesulap???









 ·  · Bagikan · Hapus
  • Yeni Rianto dan DeDdy ShinObyta menyukai ini.
    • Arie Fitria 
      ‎..aku suka banget neh: ben mbesok mlebu suargo, yen nang suargo jo lali HPne digowo ben iso SMS konco2 yo...

      haha... tapi kata UU No. 22 th 2009 ttg Lalu lintas memberi kesempatan kpd pengguna jalan untuk mengugat pemerintah jika terjadi ke...Lihat Selengkapnya
      23 Juni 2010 jam 9:45 · 
    • Tri Pramono Walah mba aku nggak serius soal sorganya mang Sahib kok...ngga kebayang.
      Iya...udah ada yang pernah komplain belum ya? Paling ke jasaraharja. Tks.
      23 Juni 2010 jam 13:02 melalui Facebook Seluler ·